Selasa, 09 Agustus 2016

Tanggalkan HP Sejenak, Ciptakan Iklim Akademik dan Tingkatkan Kualitas Pembelajaran


Sebagai insan akademik, dalam momentum memperingati hari kemerdekaan RI, 17 Agustus 2016, kita perlu melakukan refleksi nasional dalam penyelenggaraan pendidikan. Sudahkah kualitas penyelenggaraan pendidikan kita telah memenuhi apa kita harapkan terkait era teknologi informasi sekarang ini. Ataukah kemajuan teknologi informasi justru menurunkan semangat dan etos belajar mahasiswa. Beberapa waktu lalu Rektor Uiversitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof Dr Bambang Setiaji mengadakan sweeping peserta rapat untuk menatuh HP di luar ruang rapat. Harapannya agar peserta rapat lebih fokus. Namun, inisiatif tersebut tidaklah berjalan lama, bahkan hanya sekali dalam kurun waktu tiga tahunan terakhir. Mengelaborasi gagasan tersebut tentulah perlu dilakukan massivikasi kajian lanjut dan usaha untuk memperluas cakupan khususnya terhadap usaha peningkatan kualitas pembelajaran mahasiswa di UMS, dan dunia perguruan tinggi pada umumnya.
Seperti diketahui bahwa secara kualitatip daya juang mahasiswa belakangan ini mengalami kemerosotan yang cukup berarti. Hal tersebut dapat dilihat secara jelas, bahkan gejala tersebut bukan merupakan gejala lokal yang dialami UMS saja, tetapi hampir di semua lembaga pendidikan. Dahulu, ketika banyak program studi masih berstatus terdaftar dan diakui, ada semacam tugas dan tanggungjawab mahasiswa yang berat namun mendidik, sebab setelah ujian di kampus sendiri (ujian lokal), mahasiswa masih diwajibkan lagi menempuh ujian negara meski jumlahnya tidaklah banyak, yakni hanya mata kuliah yang menjadi inti/core dari kompetensi siswa pada program studinya masing-masing yang diujikan negara. 
Untuk menempuh ujian negara, mahasiswa berjuang dan bersemangat untuk mencari materi dari PTN induk di mana ujian negara itu bernaung sesuai kopertis-nya. Dimana sejumlah materi kuliah yang mungkin belum diberikan di kuliah local menjadikan kelulusan Negara jadi rendah, bahkan tidak jarang mahasiswa mengulang sampai dua atau tiga kali ujian negara, namun dari proses itu akhirnya mereka tertempa. Untuk mencapai sukses mereka perlu membaur dengan mahasiswa negeri yang mana mata uji negara tersebut pengujinya dari dosen negeri dimaksud. Banyak yang pergi ke Semarang atau Yogyakarta bahkan Jakarta dan Surabaya hanya untuk mendapatkan meteri yang akan diujikan dalam ujian negara. 
Fasilitas di kampus swasta tentu jauh lebih sedikit dibanding PTN, karena PTS harus mencari uang sendiri menggaji sendiri dosen dan pegawai lainya, sementara PTN, semua budgetnya disupply dari pemerintah. Bagi PTS yang masih pemula, sungguh hal ini sangat berat. Tetapi dibalik sisi kekurangan banyak didapat hikmah, yakni : daya juang yang besar, yang akan membawa mahasiswa lebih dewasa dan matang.
Menyoroti program pemerintah dengan sistim pendirian program studi baru yang tidak lagi ada istilah ujian negara, menurut hemat penulis terkandung banyak kelemahan. Ketika prodi baru mendapat ijin operasional, tidak ada filter ujian negara bagi mahasiswanya, prodi hanya ditarget agar dalam waktu 2 tahun melakukan reakreditasi agar naik dari status pendapat ijin operasional (otomatis akreditasi C) menjadi B atau A. Hal ini menjadikan pertumbuhan prodi kurang terkontrol. Tidak sedikit Prodi setelah re-akreditasi tetap saja statusnya C. Parahnya beberapa kepala daerah punya kebijakan bahwa lulusan Prodi ber-akreditasi C tidak boleh mendaftar PNS artinya tidak diakui.
Kembali menyoroti soal rendahnya daya juang mahasiswa akhir-akhir ini bahwa, pengaruh lain dunia pendidikan lebih diperparah dengan kemajuan teknologi komunikasi, internet, dan lainnya yang cenderung salah dalam penerapan/pemakaian, terutama kebiasaan mahasiswa menggantungkan diri pada HP. Orang, dibuat pikirannya bahwa segala sesuatu dapat diselesaikan dengan HP. Hal ini betul-betul merusak iklim akademis. Bagaimana tidak, dalam kelas main HP, rapat main HP, pengajian main HP, berkumpul dengan keluarga main HP dan lain sebagainya.
Sungguh mahasiswa sekarang daya juangnya memprihatinkan, walaupun fasilitas kampus seperti ketersediaan buku baik diperpustakaan maupun buku-buku ajar dari dosen sudah bagus di bandingkan saat masih ada model status terdaftar, diakui dan disamakan seperti tahun 80-an. Tetapi daya juang, kemauan baca mahasiswa saat ini tidaklah sehandal mahasiswa di masa lalu, diberi kuliah main HP, dosen menulis di kelas mahasiswa mengandalkan copyan temannya, diberi materi soft copy juga tidak diprint, apalagi dibaca. Walhasil, ketika menjalani ujian akhir smester nilainya sugguh jauh dari harapan ang diinginkan, kemampuan mahasiswapun rendah dalam penguasaan kompetensi. 
Mengacu atas keprihatinan ini perlu adanya usaha internal masing-masing kampus untuk mengantisipasi dengan membuat terobosan agar kualitas pembelajara dan iklim akademik benar-benar dihidupkan. Usaha kecil yang disinyalir akan memiliki dampak signifikan adalah dengan menyediakan tempat khusus didepan kelas untuk menaruh HP selama mengikuti kuliah. Solusi lain, sebagai substitusi ujian Negara, sungguh sangat hebat jika masing-masing Perguruan tinggi mengadakan Uji kompetensi untuk masing-masing mahasiswa program studi, sehingga mahasiswa lulus betul-betul mendapat bekal, sehingga mereka menjadi marketable, secara nasional maupun Internasional. Sebab tidak mungkin semua usaha ini digantungkan kepada pemerintah semata.
Jeffrey H. dkk. 2015. Dalam artikelnya menuliskan bahwa, mengirim dan mereply pesan yang tidak ada kaitanya dengan mata kuliah yang diikuti di dalam kelas berdampak negatip terhadap proses pembelajaran. Sedangkan mengirim dan mereply pesan yang ada kaitanya dengan mata kuliah yang diikuti tidak nampak dampak negatifnya terhadap proses pembelajaran.
Nur Hasanah dan Dyah Kumalasari, dalam risetnya, untuk mengetahui perilaku sosial siswa, menyimpulkan bahwa (1) siswa memiliki perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan moral; (2) siswa bebas melakukan apapun yang diinginkan salah satunya dalam hal penggunaan ponsel/HP; (3) dengan ponsel remaja mendapatkan banyak informasi, mendapatkan banyak teman serta menghilangkan kejenuhan; (4) siswa mudah mendapat pertemanan, tetapi seringkali mengarah kepada hal-hal negatif. 
Demikian sedikit renungan, refleksi ini diharapkan adanya kebangkitan usaha dalam peningkatan kompetensi dan pembinaan karakteristik dikalangan mahasiwa yang akan menjadi penerus bangsa, Salam kemerdekaan.

Selasa, 05 Juli 2016

GASIFICATION OF COAL AS A SOURCE OF HEAT ON ALTERNATIVE OF CARBONATION PROCESS TO MAKE A LOCAL BRIQUETTE

http://www.arpnjournals.com/jeas/volume_04_2016.htm (Abstract)
http://www.arpnjournals.org/jeas/research_papers/rp_2016/jeas_0216_3640.pdf (Full paper)

ABSTRACT
The aims of the research work described in this paper is to find out an alternative source of heat in carbonation process to make local briquettes using cheaper fuel by mean of heat generated from the combustion gases of coal gasification. The research was initiated from collecting raw materials which has a low calorific value. Initially, coal was dried to make a maximum moisture content up to 12 % and form the coal at size of 10 cm. Further process were filling the vertical downdraft gasifier as much as 6 kg of coal, burned it with liquid petroleum gas (LPG) as ignitier, turn on the blower with the maximum speed in order to find combustion process. After that, all coal in the surface of gasifier have been burned, attach the burner and then count the velocity of air that was produced by blower as parameters to obtain the optimal velocty in order to get the perfect combustion. The result showed that the coal gasification technology with vertical downdraft gasifier system is promising to be developed as a source of heat in the process of carbonation of local coal briquettes. Using 6 kg of coal gasification can produce temperature at furnace carbonation around 170 o C as long as 60 mim with local kokas-briquettes that are carbonated at 10 kg. Keywords: local coal briquettes, gasification, vertical downdraft gasifier, coal.

THE EFFECT OF COMPACTION PRESSURES ON THE MICROSTRUCTURE AND PROPERTIES OF NiAl/Ti FORMED BY SHS PROCESS

http://www.arpnjournals.com/jeas/volume_10_2016.htm (Abstract)
http://www.arpnjournals.org/jeas/research_papers/rp_2016/jeas_0516_4323.pdf (Full paper)

ABSTRACT
In the SHS process, compaction pressure on the reactant pellet is an important part influencing the thermal conductivity of the reactant. The thermal conductivity of the reactant affects the heat propagation and the heat loss during the ignition and wave propagation of the reaction. The objective of this work was to study the effect of compaction pressure on the microstructure and properties of the synthesized product. A Ni/Al mixture and Ti layer were compacted to produce 100 MPa, 150 MPa and 200 MPa on the pellets and ignited to initiate the SHS process. The microstructure of the synthesized product was observed using XRD and SEM, whereas the properties of the synthesized products were evaluated using a Vickers microhardness tester. Microstructure analysis indicated that several intermetallic phases have existed in the bilayer product as a result of reactions between Ni/Al and Ti. An increase in the compaction pressure led to an increase in the formation of pores in the synthesized product. The microhardness of product fluctuated with an increase of the compaction pressure. Keywords: compaction pressure, NiAl/Ti, microstructure, properties. 

A Parametric Study of Wind Catcher Model in a Typical System of Evaporative Cooling Tower Using CFD

http://www.scientific.net/AMM.660.659 (Abstract)
http://sci-hub.bz/10.4028/www.scientific.net/AMM.660.659 (Full paper)

Abstract:
The aims of the research work described in this paper is a part were to use computational fluid dynamics (CFD) to investigate the factors affecting the performance of a single-stage downdraught evaporative cooling device for low-energy cooling of buildings developed from a novel prototype device described by Pearlmutter et al. (1996; 2008); and to model and explore the performance of the device when integrated within a hypothetical building. This involved carrying out simulations: to select the most effective wind catcher geometry. Two types of wind catcher using curved deflector and closed cowl design were studied: In total five alternative arrangements were investigated. Arrangements 1 and 2 were bi-directional wind catchers. Arrangement 1 was modelled without a baffle and arrangement 2 was modelled with an extended baffle. Arrangements 3, 4 and 5 were uni-directional closed cowls. Arrangement 3 was modelled without a baffle, arrangement 4 was modelled with a short baffle and arrangement 5 was modelled with an extended baffle and an increased inner radius of 1 metre which had the effect of raising the mid-plane height of the cowl inlet by 1 metre. Initially, for comparison in all studies, the inlet wind speed was set at 10 m/s at a reference height of 11.5 metres which corresponded to the mid plane height of the wind catcher and wind cowl entry ducts for arrangements 1 to 4. The CFD simulations were carried out to define the optimum geometry of a wind catcher.

An Experimental Study of Heat Transfer Coefficient in a Bubble Flow throughout an Annulus Pipe Heated at Inner Wall

http://www.scientific.net/AMM.660.654 (Abstract)
http://sci-hub.bz/10.4028/www.scientific.net/AMM.660.654 (Full paper)

Abstract
The aim of the research work describe in this paper is to investigate correlation of water, air massflow rate and calor fluks to heat transfer coefficient. The investigation was carried out toward a pipe section test developed from acrylic with diameter of 60 mm and 210 mm length, therefore, the buble can be easier to shoot. A concurrent water were flowed upward and air was injected from the bottom. The wall of the heater was heated using two thermocouple installed at the outer surfece of the heater. The fluid flow was measured using thermocouple installed along the annulus pipe. A heater with transparent tube diameter of 50 mm and 1800 mm length was also installed, and supplied with 1000 Watt electric power. Result of the experiment showed that heat transfer coefficient incresed along with the air massflow rate increased, and its decreased with the increasing of water mass flow rate. The maximum heat transfer coefficient of 4340,602 W/m2 °C at electric fluck calor of 29582,448 W/m2 was echieved on water volume flow rate of 3 lpm and 9 lpm of air volume rate.

Microstructure and Adhesion of NiAl/Al and NiAl/Ni Coatings Formed by SHS Process

http://www.scientific.net/AMM.660.185 (Abstract)
http://sci-hub.bz/10.4028/www.scientific.net/AMM.660.185 (Full paper)
Abstract
The objective of thiswork was to investigate the microstructure and adhesion of NiAl coating whichformed by self propagation high temperature synthesis (SHS) process. Ni/Almixture and an underlayer material which used Ni and Al were compacted to forma bilayer pellet and subsequently put on a steel substrate. The Ni/Al reactionwas ignited using induction heating in a combustion chamber of argon gas. Themorphology and microstructure of the products were observed using SEM and XRD.The results showed that further reactions between NiAl coating and underlayermaterials formed several intermetallic phases. The role of Al and Ni underlayeron the microstructure, porosity and the adhesion between coating and thesubstrate was observed.

A Study of a Multi-Stage Downdraught Evaporative Cooling Device Using CFD to Assess the Effect of the Primary Inlet to Mixing Stack Area Ratio: Preliminary Work to Establish the Baseline Performance of the Device

http://www.scientific.net/AMM.465-466.248 (Abstract)
http://sci-hub.bz/10.4028/www.scientific.net/AMM.465-466.248 (Full paper)

Abstract
The aim of the research work described in this paper is to use computational fluid dynamics (CFD) to optimize the geometry of a multi-stage evaporative cooling device to investigate the effects on its performance by varying the primary inlet to mixing st ack area ratio. The studies do not simulate external wind effects or a wind catcher and the ambient air inlet was modelled as an opening. The computational domain was modelled to represent a typical small building having an overall cooled space volume of 1350 m3. The general result suggests that the combined effect of the increased mass flow rate and increased evaporative potential of the incoming air resulted in the observed increase in sensible cooling power.

An Investigation of the Scope for Improvement of the Performance of Multi-Stage Downdraught Evaporative Coolers Using CFD

http://sci-hub.bz/10.4028/www.scientific.net/AMM.315.835

 Abstract
Downdraft evaporative cooling systems can be used for the thermal management of inside spaces in hot dry environments. There may be scope for improvement of such systems. The work described here is a study aimed at validating the Computational Fluids Dynamics (CFD) method using experimental data available from a prototype multi-stage system which existed at Ben-Gurion University. A detailed model of the prototype device has been developed. Initial CFD work has focused on establishing the relationship between ambient wind speed and the downdraft flow rate and comparing the result with the existing experimental data. Initial results are consistent and encouraging. Detailed flow features not evident from the experiments are revealed. Further CFD work to model the prototype performance with water spray evaporation is described briefly.

Semarak Pelantikan Bersama IMM UMS (Doc, Nop 2015)

http://sangpencerah.com/2015/11/semarak-pelantikan-bersama-imm-ums.html

Surakarta– Koordinator Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UMS mengadakan pelantikan bersama Pimpinan KORKOM, Pimpinan Komisariat IMM Averroes, dan Pimpinan Lembaga Semi Otonom Pimpinan Cabang IMM Kota Surakarta Periode 2015-2016. Kegiatan Pelantikan Bersama ini diselenggarakan pada Hari Minggu, 8 November 2015 di Gedung Auditorium Moh. Djazman UMS.
Kegiatan pelantikan bersama ini dihadiri oleh 200 lebih kader-kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah baik di Komisariat UMS maupun di luar kampus UMS, tamu undangan dari organisasi pergerakan, dan Organisasi Kemahasiswaan di UMS . Kegiatan pelantikan ini sekaligus sebagai prosesi terakhir pelantikan Komisariat di lingkup Pimpinan Cabang IMM Kota Surakarta.
Agenda pelantikan bersama ini juga diisi dengan Stadium General dengan tema “Menggelorakan Semangat Kader Muda Ikatan Dalam Membangun Masyarakat Ilmu”. Tema yang diangkat dalam agenda Stadium General ini merupakan sebuah rekomendasi dari Muktamar Muhammadiyah ke 47 di Makassar beberapa waktu lalu. Hadir dalam kegiatan Stadium General kali ini adalah Ir. Sardjito, Ph.D yang merupakan Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dalam sambutan pembukaannya Ayahanda Sardjito menyoroti bagaimana perjuangan yang dilakukan oleh kader-kader IMM senantiasa dilandasi dengan semangat amar ma’ruf nahi munkar dan sikap keikhlasan semata-mata mengharapkan ridho Allah SWT.
Selain ayahanda Sardjito, hadir pula dalam agenda Stadium General adalah Dr. Mutohharun Jinan (Dosen UMS dan Sekretaris MPK PP Muhammadiyah), Fajar Rizal Ul Haq (Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah sekaligus Direktur MAARIF Institute), dan MT Arifin (Pengamat Politik dan Intelektual). Dalam paparannya ketiga pembicara lebih menyoroti hilangnya budaya membaca pada diri kader-kader IMM saat ini. Sehingga gerakan keilmuan yang dibangun seolah-oleh hilang dari budaya keilmuan di kampus-kampus Muhammadiyah.
Ketua Koordinator Komisariat IMM UMS terpilih, IMMawan Muhammad Isnan mengajak kepada seluruh kader-kader IMM di Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dapat bekerja keras dalam membangun gerakan ilmu mulai dari komisariat. Hal ini dilakukan karena apa yang saat ini dilihat kader-kader IMM sudah banyak kehilangan ghiroh untuk berdiskusi dan membaca. Gerakan yang dibangun IMM jangan stagnan dan monoton perlu ada pembaharuan seperti semangat KH Ahmad Dahlan dahulu ketika mendirikan Muhammadiyah.

UMS Dikunjungi Delegasi Khon Kaen University

http://www.timlo.net/baca/68719602359/ums-dikunjungi-delegasi-khon-kaen-university/

Sukoharjo — Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mendapat kunjungan delegasi Khon Kaen University (KKU) of Thailand.  Rombongan tamu yang dipimpin Prof Surasak Wongrattanacheewin, Dean of Graduate School KKU dengan 11 anggota itu diterima Wakil Rektor (WR) II UMS, Sarjito PhD dan WR IV Dr Sofyan Anif, serta Direktur Pascasarjana UMS Prof Khudzaifah Dimyati.
”Kami memiliki 200 program studi pascasarjana yang bisa dimanfaatkan oleh rekan-rekan dosen dari UMS,” ujar Prof. Surasak saat berkunjung di Kampus UMS, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jumat (27/2).
Tujuan ke kampus UMS, menurut Dean of Graduate School KKU, dalam upaya sharing dan penjajagan kerjasama bagi ke dua universitas tersebut dalam berbagai program pendidikan. Surasak mengatakan, KKU merupakan universitas negeri yang berdiri sejak 1964, salah satu universitas top yang dimiliki negeri gajah putih. Lembaga pendidikan tinggi itu kini menjadi pusat pendidikan dan pembelajaran di wilayah timur laut Thailand, atau 400 km dari ibu kota negara, Bangkok.
”Kami mempersiapkan anak didik kami untuk menghadapi tantangan global serta perubahan dunia melalui studi dan riset,” jelasnya. Selain itu lanjutnya, saat ini KKU telah memiliki 25 pusat riset yang dikategorikan dalam tiga grup yakni Sciences and Technology, Health Sciences dan Humanisties and Social Sciences.

Kyungdong University Bangun KLC di UMS

http://www.koran-sindo.com/news.php?r=6&n=66&date=2015-12-02
SUKOHARJO – Kyungdong University Korea Selatan akan membangun sebuah pusat studi bahasa, Korean Language Centre (KLC), di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). 

Rencana pembangunan tersebut merupakan tindak lanjut dari kerja sama antara UMS dengan Kyungdong yang telah terjalin dua tahun silam. Pengembangan budaya dan bahasa dari Negeri Ginseng itu diharapkan dapat membuka peluang lebih luas bagi tenaga kerja Indonesia bekerja ke luar negeri, khususnya Korea. ‘’Kami ingin secepatnya membangun tempat studi bahasa Korea di UMS. Ini juga bagian dari MoU yang telah kita sepakati bersama,’’ ujar Rektor Kyungdong University Profesor John Lee PhD di ruang Rektorat Kampus UMS, Pabelan, Kartasura, kemarin. 

Ke depan, Prof Lee berharap banyak lulusan UMS yang bekerja di Korea. Dia juga menjanjikan bantuan biaya studi atau memberikan potongan biaya studi jika belajar di Korea. Menurut Wakil Rektor (WR) II UMS Sarjito PhD, lokasi Korean Language Centre nantinya dipusatkan di kampus UMS Jalan dr Rajiman atau Kantor Urusan Internasional (KUI). Di lokasi itu sudah tersedia sarana dan prasarana pendukung yang cukup memadai untuk mengembangkan bahasa Korea. 

‘’Lokasinya cukup strategis, di tengah Kota Solo. Selain itu, lahan dan bangunan yang tersedia sangat layak,’’ ucapnya. Rektor UMS Prof Dr Bambang Setiaji mengungkapkan, fasilitas pusat studi Korea itu bukan hanya ditujukan untuk warga UMS, tapi juga untuk masyarakat luas. Tempat belajar bahasa itu akan dibuka untuk umum seperti kursus bahasa lainnya. 

‘’Tidak ada syarat khusus. Siapa saja yang berminat, silakan mendaftar. Mereka akan diajar guru asli Korea,’’ ujar Prof Bambang. Manfaat lainnya, terbukanya kesempatan untuk mengisi lowongan pekerjaan di Korea, di mana banyak sektor industri yang bisa dimanfaatkan para pencari kerja. 

Selain soal bahasa, UMS juga telah memberikan kesempatan bagi dosen dan mahasiswa untuk studi lanjut di Kyungdong. Mereka bisa kursus bahasa dulu di Solo, kemudian mematangkannya di Korea. Korean Language Centre direncanakan dibuka awal 2016. 

Ahmad antoni

Erupsi Gunung Kelud dan Pembekuan Penerbangan (RADAR SOLO, Doc Februari 2014)

Masih hangat dalam ingatan kita soal erupsi gunung Kelud, gunung Merapi, gunung Sinabung dan lain-lain. Namun peristiwa terakhir kejadian meletusnya Gunung Kelud Kamis malam, 13 Februari 2014 masih menyisakan banyak masalah lingkungan. Salah salah satu media memberitakan bahwa akibat meletupnya gunung Kelud menjadikan separo pulau Jawa Kelabu. Setidaknya hingga hari keempat pasca meletupnya gunung tersebut dibeberapa tempat masih belum keguyur hujan. Selain berdampak pada lingkungan efeknya juga menerpa roda perekonomian yang cukup kentara. Orang dibuat panik dan sibuk dari Kediri Jawa-timur hingga sampai jawa barat bagian selatan. Semua orang berusaha mengatasi tebalnya endapan debu terbang yang mencapai ketinggia 5 cm rata-rata.Kabut debu tebal tidak sedikit menyebabkan kecelakaan dijalan karena jarak pandang hanya 5-10 meter. Debu beterbangan juga menimbulkan problem terganggunya fungsi pernafasan, maka kepada semua khalayak derekomendasikan untuk memakai masker.

Manusia memang sangat terbatas kemampuannya,akhirnya hanya menunggu belas kasihan dari Allah SWT agar menurunkan hujan yang bisa melarutkan debu-debu diatap lingkungan rumah, diatas pepohonan dan dijalan raya.

Regulasi yang cukup langka dan bijak telah dikeluarkan oleh beberapa bandara seperti bandar udara Juanda di Surabaya, Adi Sumarmo Solo dan Adi Sutjipto Jogjakarta serta beberapa bandara di sekitarnya, demi mendapatkan kepastian jaminan keselamatan penerbangan. Sungguh kebijakan tersebut sangatlah tepat, mengingat akan bahaya yang bakal timbul jika penerbangan terus dipaksakan. Alhamdulillah masyarakat kita mulai menyadari dan sabar walau beberapa rencana yang telah dibuat, terpaksa harus ditunda pelaksanaannya, demi kemaslahatan yang lebih besar.

Tiga penyebab utama kecelakaan udara diluar human error:

Sepanjang sejarah penerbangan, terdapat tiga bahaya utama yang bisa menyebabkan kecelakaan udara, yang umumnya terjadi karena adanya lost power dari mesin pesawat (Hilangnya tenaga mesin). Pertama, masuknya partikel ash(debu/abu) kedalam mesin pesawat. Kedua, masuknya sekawanan burung kedalam mesin atau sering disebut bird strike, dan ketiga adalah terbentuknya es baik disayap pesawat maupun dimulut kompressor mesin pesawat.

Matthew Roberts, Pegawai jawatan meteorologi Iceland's melaporkan bahwa: Peneliti dariUniversityof Copenhagen and the University of Icelandmengatakan, partikel abu saat awal meletupnya gunung berapi sebagaimana kasus di gunung Eyjafjallajokull di iceland memiliki sifat yangsangat abrasive, berpotensi membahayakan mesin pesawat, dikarenakan sifatnya seperti ampelas. Oleh karena hampir semua komponen mesin pesawat sejak kompressor, bantalan poros hingga turbin gas, semuanya tersusun dari banyak sudu putar yang bertumpu terhadap sumbunya. Sehingga, sekali debu atau asap produk erupsi gunung memasuki celah bagian mesin yang bergerak akan mempercepat keasusan bagian yang berputar. Pada akhirnya mesin akan kehilangan kompresi yang besar diikuti hilangnya tenaga dari mesin itu sendiri, hingga mesin mati atau kehilangan tenaga yang besar.

Sangat mirip antara kejadian erupsi gunung kelud 13 Februari 2014 yang asapnya menjuang hingga 1000 meter, spontan menuntut pejabat otoritas bandara untuk membuat keputusan yang secara ekonomi merugikan, karena dengan berhentinya penerbangan akan mudah menghitung berapa kerugian ekonomi terjadi. Kejadian yang sama, erupsi yang terjadi tanggal 14 April 2010 di Icelandtelah melumpuhkan bandara internasional utama dan membatalkan penerbangan domestik sesaat gunung paling aktip ini meletus. Segumpal awan panas meluncur tinggi hingga  20km (12 miles) ke udara dari puncak gunung.Sehingga hampir 10 hari penerbangan di daratan Eropa dihentikan, mengingat akan bahaya yang lebih besar, yaitu menyangkut keselamatan jiwa manusia. Kejadian ini jauh lebih dahsyat dibandingkan erupsi terbesar sejak 100 tahun terakhir dimana tahun 2004 juga terjadi namun tidak sebesar kejadian pada tahun 2010, akhirnya 10 juta mengguna jasa penerbangan harus sabar mengunggu sampai kondisi betul-betul aman untuk penerbangan. Sementara ini kita belum tahu persis kira-kira kapan penghentian penerbangan akan kembali beroperasi akibat erupsi gunung Kelud di jawa-timur, meskipun di Solo diberitakan bahwa penerbangan baru akan dioperasikan mulai Rabu 19 Pebruari 2014.

Lain cerita soal kecelakaan penerbangan dimana; Sebuah pesawat A320 US Airways penerbangan 1549 mendarat darurat disungai Hudson, New York, hanya kurang dari 4 menit setelah lepas landas pada hari kamis, 15 Januari, sekitar pukul 15.45 waktu setempat. Keseluruhan 155 penumpang selamat, beberapa TV melaporkan ada seorang penumpang yang patah kaki tapi sisanya hanya mendapatkan cedera ringan.

Laporan awal menyebutkan bahwa pesawat menabrak kawanan burung yg kemudian masuk kedalam mesin yang dalam dunia penerbangan dikenal dengan istilah bird strike.Setelah lepas landas pesawat menabrak burung dan kedua mesin pesawat mati. Awak pesawat yang dipimpin oleh kapten Chesley B. “Sully” Sullenberger III, seorang mantan penerbang militer, berhasil mendaratkan pesawat “Ditching” dengan aman ke air sungai dengan suhu lingkungan dilaporkan 4oC.Bird srike ternyata tidak hanya berpotensi masuk ke mesin pesawat. Kecelakaan juga pernah terjadi ketika seekor burung menghantam kaca (wind shield)ruang kemudi.Ancaman serangan burung pun terjadi pada dunia penerbangan dalam negeri, baik operator penerbangan sipil maupun TNI.  Pesawat Batavia Air menabrak sekelompok burung elang di Bandara El Tari Kupang (2006), kaca kokpit Boeing 737 seri 200 Merpati Nusantara Airlines retak bagian depan sebelah kiri akibat menabrak burung saat dalam perjalanan Denpasar-Kupang (2007), Boeing 737-200 Garuda nomor penerbangan GA 232 nyaris celaka saat menabrak burung menjelang pendaratan di Bandara A.Yani (2008), Boeing 737-200 Sriwijaya Air nomor penerbangan 593 mengalami kebakaran pada sayap kiri pesawat  saat mengudara, karena seekor burung tersesat dalam mesin (2008).

Fenomena lain kecelakaan penerbangan adalah terbentuknya es dimulut kompressor turbin dan di sayap pesawat. Pembentukan es dimulut kompressor pesawat akan berakibat pada penyempitan saluran udara masuk kedalam kompressor (untuk mesin-mesin jet), dan penyumbatan saluran angin pada karburator (pada mesin-mesin model piston) seperti pesawat propeller, sehingga akan mempengaruhi perbandingan udara dan bahan bakar memasuki ruang bakar turbin gas. Disisi lain pembentukan es di sayap pesawat terbang akan berakibat pada perobahan bentuk dan dimensi airfoil. Sebagaimana telah distandarkan oleh NACA (National Advisory Committee for Aeronautics) baik airfoil symmetry maupun airfoil tidak symmetry bentuknya sudah baku. Perobahan bentuk dari sayap pesawat terbang (airfoil)akan merusak aliran yang cenderung mengarah ke turbulensi. Karenanya akan mempengaruhi gaya angkat dari pesawat dan timbulnya goncangan dan instability penerbangan bahkan stall (kehilangan gaya angkat).

Dalam pembentukan es pada pesawat terbang terdapat tiga istilah yang perlu diketahui yaitu: Icing, anti-ice dan de-ice. Es, adalah benda yang terbentuk pada suhu dibawah 0oC. Banyak orang mengira penerbangandi negara tropis seperti Indonesia tidak memerlukan anti-ice karena suhu rata-rata yang mencapai diatas 30oC.Icing bisa terjadi pada: suhu dibawah 10oC, diatas -40oCsementara tampak uap air seperti kabut, awan dll. Jadi kalau cuaca berkabut/hujan/awan, suhu dibawah 10oC, bersiaplah untuk menghadapi Icing condition.Makin tinggi di atmosfir, makin rendah suhunya. Dari Internasional standard atmosfir (ISA), diformulasikanbahwa semakin tinggi elevasi hingga 11km akan semakin rendah, dan stabil hingga elevasi 20km, namun akan bervariasi selebihnya.

Pencegahan Icing (Pemasangan Anti-Ice dan de-Ice)

Anti-ice.Dipasang dipesawatuntuk menghindari terbentukknya es di bagian penting. Jadi anti-ice dipakai sebelum es terbentuk, beberapa aplikasi anti-ice diantaranya:Pada pesawat bermesin piston, Pertama; biasanya dilengkapi dengan pemanas karburator (carburetor heat). Udara yang masuk ke karburator dihangatkan untuk menghindari terbentuknya es. Namun perlu diingat, udara yang lebih hangat akan lebih renggang(less humid), sehingga pasokanudara akan berkurang yg mengakibatkan berkurangnya tenaga mesin. Kedua; Pilot heat, biasanya pilot heat sistem dipasang dengan sistem tenaga elektrik. Ketiga; Propeler anti-ice. Biasanya untuk baling-baling pesawat digunakan cairan alkoholyang disemprotkan langsung untuk menghindari  terbentuknya es. Keempat; Wing anti-ice, yang umumnyaada dua jenis wing anti-ice untuk menghangatkan sayap pesawat: bisa elektrik, bisa juga dengan memanfaatkan panas mesin(bleed). Kelima; Engine anti-ice. Untuk mesin turbin (turbofan), bagian depannya (Nacelle) sangat rawanuntuk terjadinya penumpukan es,karena itu bagian depan ini dipanaskan biasanya dengan bleed air dari mesinGlycol based fluid. Dengan anti ice ini, cairan glycol disemprotkan pada bagian yang rawan Icing.

De-Ice.Kebalikan dari anti-ice, de-ice digunakan sesudah terbentuknya es dibagian pesawat. Jadi alat ini menghancurkanes yang sudah ada. Pertama; Dengan menggunakan De-icing boot, alat ini berupa karet yg dapat dikembangkan untuk memecahkan es yang ada di sayap pesawat dan biasanya menggunakan tekanan udara(pneumatik) untuk kerja. Kedua; Menggunaan bleed air di anti ice sistemyang juga berfungsi sebagai de-ice equipment. Ketiga; De-iceng fluid. Dengan menggunakan cairan tertentu yang disemprotkanke permukaan pesawat yang vital, de-icing fluid dapat melelehkan es,umumnya digabungkan dengan anti-icing yang melapisi diatasnya.



Rabu, 29 Juni 2016

AL-QUR'AN, KUNCI SAINS DAN TEKNOLOGI

AL-QUR'AN, KUNCI SAINS DAN TEKNOLOGI
Bakda tahmid, sholawat dan salam atas Rasulullah SAW. Mengambil momentum Ramadhan 1437H, bulan dimana diturunkan wahyu Al-Qur'an keapa baginda Muhammad Rasulullah, merupakan ayat kauliyah, tertulis, diawali dengan Iqro' "bacalah", dengan menyebut asma Allah SWT. Manusia diajak berpikir lebih luas termasuk membaca ayat-ayat kauniyah yg digelar oleh Allah di alam semesta ini. Sebagai bentuk andil mengisi Wacana keilmuan dan keislaman melalui pengembangan ilmu pengetahuan "sains", dan mengolah, sehingga dapat mmmberikan manfaat untuk kehidupan manusia di berbagai cabang ilmu dalam mempersiapkan kehidupan yang lebih kekal. 
A. Baiquni, 1983, menyarankan agar manusia melakukan budaya ilmiah tentang fenomena alam. Dalan sains natural, orang mengumpulkan pengetahuan dengan mengadakan pengamatan, observasi, pengukuran atau pengumpulan data pada alam sekitar kita, baik yang hidup seperti manuasi, binatang, dan tumbuhan, maupun yg tak bernyawa seperti bintang, gunung, lautan, matahari dan benda-benda yg mengitari kita. Data yg dikumpulkan dianalisa , kemudian diambil kesimpulan yg dapat diterima nalar.
Proses ilmiyah tersebut dinamakan intizhar (to look closely at); suatu kata mirip dengan istilah nalar. Proses Sains, berciri dapat kita lakukan berulang, dapat dilakukan di lab dan bisa dilakukan oleh orang lain, dan ia merupakan milik kolektip manusia. Jadi dalam sains tidak ada orang yang bersitegang tanpa bukti bahwa hanya pendapatnya sendiri tentang masalah ilmiah tertentu yang benar sedang masyarakat ilmiah lain dibidang yg bersangkutan yg tidak dapat menerima pendapatnya itu yg salah. Orang yang kerdil semacam itu tidak bersikap ilmuwan karena ia tidak mematuhi aturan permainan dalam pengembangan sains. Paling ia akan dianggap seorang sombong yg tak tahu diri atau seorang ilmuwan gadungan.
Bila gejala-gejala yang diteliti serupa maka biasanya dapat ditarik kesimpulan yang umum mengenai fenomena-fenomena alamiah itu dan kesimpulan yg menyatakan sipat serta kelakuan alam pada kondisi tertentu itu dinamakan orang sebagai hukum alam atau lukisan bagaimana alam bertingkah laku pada kondisi tertentu. Dia bersifat obyektip kuantitatip, dan hukum-hukumnya dapat dirumuskan secara matematis. Kadang dalam observasi disisipkan hipotesis, dugaan hasil , tapi kalau hasilnya salah akan dibuang, namun jika hasilnya seperti harapan maka akan digunakan terus dianggap sebagai suatu kebenaran. Sains yang membentuk model matematis itu secara sistimatis akan menghasilkan karya teknologi untuk mempengaruhi alam sekitar yang merupakan proses produksi sesuatu yang bermanfaat bagi ummat manusia. Misalnya tekmologi pembuatan obat, mesin, bahan makanan dan lain sebagainya merupakan penerapan ilmu fisika, kimia, biologi dan sains lainnya.
Sains itu terbentuk dan berkembang sepanjang zaman. Para cerdik pandai barat takjub dengan Jabir Ibn Hayyan (721-815), sebagai pioneer menggunakan metode ilmiah dibidang "Alkemi", oleh orang barat diplesetkan menjadi ilmu kimia. Jabir namanya dilatinkan menjadi "Geber", ia punya bengkel pertama yang memakai tungku untuk mengolah mineral dan mengklasifikasi zat-zat kimia, ia melakukan Intizhar. Didalam sejarah sains yg ditulis para scholar Eropa disebutkan bahwa Muhammad Ibn Zakaria ar-Rozi (865-925), sudah melakukan distilasi, kristalisasi, kalsinasi dlsb, namun bukunya yg menjadi panduan publik pertama di dunia dilatinkan menjadi Razes. Awalnya, sebelum barat mempelajari hal itu, sains telah dikembangkan ummat Islam di Universitas-Universitas Islam di Toledo dan Kordoba. Sekitar tahun 1231 saat Hendrick Harpestraeng, orang yg lalu jadi dokter istana raja Eric IV Weldemarsson, coba menulis risalah kedokterannya dalam ilmu bedah di Salerno, (naskah itu kini tersimpan di perpustakaan Stockholm), ia meminta bantuan Michael the Scott, mantan mahasiswa nya di Universitas Toledo, uuntuk bisa memakai buku-buku standard ar-Rozi dan Ibn Sina dalam bahasa Arab. Demikian banyak ilmuwan Islam dan karya mereka yg diteruskan oleh para ilmuwan Eropa. Apa sebab dimasa lalu ummat Islam giat sekali mengembangkan sains. Hingga abad 13 sains itu milik ummat Islam. Jawabanya adalah diilhami oleh iqro' surat al-Alaq 1-5.
Selanjutnya dalam alquran terdapat ayat yang mendorong ummat untuk melakukan intizhar dan menggunakan akal pikiran, surat Yunus 101"katakanlah hai Muhammad, perhatikanlah dengan intizhar/nazhar apa-apa yg ada di langit dan di bumi. QS.Al-Ghosiyah ayat 17-20 yang artinya, maka apakah mereka tidak melakukan intizhar dan memperhatikan unta , bagaimana ia diciptakan. Dan langit bagaimana ia ditinggikan, dan gunung-gunung bagaimana mereka didirikan, dan bumi bagaimana ia dibentangkan. Maka berikanlah peringatan karena Engkaulah pemberi peringatan. Juga di dalam suratan Nahl 11 dan 12 yang artinya " Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan" dan " Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahaminya"
Sebenarnya dalam ayat ayat itu terungkap bahwa Allah lah yg menundukkan semuanya itu. Segala sesuatu berproses mengikuti sunatullah, QS. Fushilat 11 dan QS. Al-Fath 23.
Dari surat Al Ghosiyah 17-20 mengandung jaminan hukum-hukum alam yang mengendalikan alam semesta itu tidak berubah, mengandung suatu janji bahwa jika kita mengikuti perintah Allah untuk ber"intizhar", kita akan menemukan sebagian dari hukum-hukum yg telah ditetapkanNya. Kita akan menguasai sains dan mampu mengembangkan teknologi bagi kemaslahatan ummat manusia.